Jumat, 10 April 2009

Standar Kompetensi Anak Asrama (2 of 4)

6. Jeli mencari kesempatan dalam kesempitan

Waw....inilah bentuk pelarian kita dari kehidupan tipe SAMBIL-MEREM-PUN-BISA. Di tengah rutinitas super membosankan, kita harus jeli melihat peluang dan kesempatan. Kalau Bang Napi punya motto, "kejahatan ada karena kesempatan", kita juga punya slogan "kesenangan ada di setiap kesempatan dalam kesempitan". Biasanya kesenangan kita ya...apalagi siy kalo gak main internetan.

Kepekaan dan kejelian menjadi kata kunci dalam mengembangkan kompetensi ini. Morxis pernah merasakan nikmatnya waktu KMI *yang saya lupa kepanjangannya Kegiatan Mencari Informasi yah?*, dua jam pelajaran khusus di mana kita DIBEBASKAN dari jeratan pelajaran dan tugas. Kami, angkatan 2007, sering sekali memanfaatkan KMI untuk hal-hal yang bersifat kesenangan. Katakanlah, download mp3 terbaru *tak heran klo komputer IC penuh dg lagu2*, sekedar bermain game DotA atau Warcraft *dari sinilah istilah DGC berasal*, atau ngabur buat bobo di asrama. Inilah hasil dari kejelian memanfaatkan peluang. Maka dari itu, karena KMI dirasa sia-sia, kegiatan ini dihapuskan di tahun2 berikutnya. Maafkan kami, kawan...

Jam pelajaran kosong adalah sumber kesenangan yang lain. Daripada bengong ga jelas, mending jajan aja ke Kopinma. Kalau ingin yang lebih mewah, bisa jajan ke tempat Bu Ali. Makan mie dan menyeruput Pop ICe sembari bergosip itu mengasyikkan lho, kawan. Buat yang bokek, perpus bisa jadi pilihan. Duduklah dengan nyaman di sofanya dan pilihlah sekian banyak channel TV kabel yang tersedia. Biasanya siy...nonton ESPN, Star Sports, HBO, atau Animax. Bila benar-benar malas, cari pojokan yang nyaman dan tidurlah sampai jam pelajaran usai.

Pelajaran seni juga menjadi peluang yang bisa disalahgunakan. Terutama untuk Anda-Anda yang beruntung masuk kelas Desain Grafis. Kelas yang pelajarannya selalu berhubungan dengan komputer ini merupakan sumber kesempatan yang bisa dimanfaatkan. Saat gak ada gurunya *yang saya lupa lagi siapa namanya...Pak Endang bukan?*, dengan mudah kita bisa mengakses internet dan bersenang-senang. Tapi jangan lupa, tetap buka Corel dan atau Photoshop Anda, dan kerjakan tugas seselesainya. Kalau gak selese? Yah...nasib lu, hehehe. Gak kok, curi-curi waktu aja waktu pelajaran Komputer.

Oh ya....pelajaran seni juga bisa menjadi sarana kita untuk pulang lebih cepat. Maksimal jam 10, Anda sudah bisa berleha-leha di asrama. Kesempatan yang langka, bukan?

Caranya? Simpel, ngabur aja ke asrama. Bobo lah sampe bosan. Tapi jangan sering-sering. Selain bisa ke GEP dan berabe jadinya, gak baik juga sering-sering ngabur (alim mode : ON). Toh pelajaran seni bisa kita manfaatkan sebagai sarana pendulang kesenangan dengan maksimal.

7. jago MANJAT

Anda pulang lebih cepat *dan males sholat asar di masjid*? Ngabur pelajaran seni? Males ikut intensif? Atau hanya ingin bobo waktu KMI? Hmm....inilah keahlian yang diperlukan untuk menggapai cita-cita Anda.

Yup....asrama kita dikunci sejak pagi oleh pembina. Artinya, bila ingin melakukan "kemaksiatan" di atas, masalah terkuncinya pintu asrama bagaikan tembok besar yang menghalangi terwujudnya keinginan tersebut. Karenanya, kemampuan panjat-memanjat mutlak diperlukan. Karena inilah cara paling cepat untuk mewujudkan cita-cita Anda.

Kita memang bukan Spiderman ataupun ahli Parkour, tapi dengan sedikit usaha, tekad yang bulat, dan intensitas latihan yang sering (baca : sering ngabur ke asrama), dengan mudah kompetensi ini bisa kita kuasai. Bukan sulap bukan sihir, konon ada senior yang pernah manjat sampai kamarnya yang di lantai tiga. Buseeeeeet......tu pegimana caranya ya?

Untuk para penghuni astri *asrama putri*, rok mungkin menjadi faktor penghalang aksi panjat-memanjat kita. Maklumlah, rok IC lumayan menghalangi kebebasan gerak sang pemakainya. Tapi gampang, ini bisa dicari solusinya kok.

Solusinya gampang : ajak teman-teman Anda. Biasanya satu grup berisi 5-6 orang. Mengapa? Ingat, dengan letak posisi asrama *terutama gedung J* yang lumayan tinggi, pilihan solo karir untuk panjat-memanjat sepertinya amat tidak bijaksana. Karenanya, kita perlu bekerja sama dengan teman-teman kita yang satu tujuan.

Caranya? Hehehe gini nih... Dari sekolah, cepat-cepatlah pulang ke asrama. JANGAN ROMBONGAN! Ini bisa memancing kecurigaan anak Divisi Kedisiplinan. Berkumpullah di deretan kamar nomor genap, ini dikarenakan posisinya deket jemuran dan relatif tersembunyi dari pandangan. Pilih teman dengan berat badan terringan *seperti SAYA, ICUT, dan OJI* dan punya kemampuan memanjat yang bagus *sayangnya saya tidak termasuk*. Kemudian angkatlah dia sampai ke batas jendela dan biarkan dia menyelesaikan tugasnya. Artinya, biarkan dia masuk kamar, membuka kamarnya, masuk ke lobi, dan membuka pintu asrama dari dalam *karena ada kunci asrama yang ditinggal di dalam*. Langkah terakhir, cepatlah masuk asrama dan menuju kamar Anda berbekal kunci yang emang sengaja Anda bawa ke sekolah. Jangan lupa, bawa serta sepatu Anda. JANGAN KETINGGALAN DI LUAR!

Untuk mengangkat si pemanjat, diperlukan 2-3 orang. Sementara yang lain bertugas untuk mengecek keamanan. Eh...kali-kali ada pembina dateng atau gimana gitu. Pokoknya, dia lah yang memberi kode tentang aman-tidaknya keadaan. Dua orang ini juga orang terakhir yang masuk asrama, karena terkadang mereka lah yang membereskan sepatu-sepatu kita.

Agar acara panjat-memanjat berjalan sukses, kerjasama yang solid mutlak diperlukan. Selain itu, kematangan rencana juga menjadi penentu keberhasilan Anda.

8. Pandai mencari stok makanan dan mencium kehadiran makanan baru di sekitar lingkup asrama

Ini terkait dengan asupan nutrisi yang kita terima. Hidup di asrama berarti hidup terkungkung dan jauh dari peradaban dunia. Hidup di asrama juga berdampak pada terbatasnya pasokan makanan yang kita dapatkan. Kantin menjadi satu-satunya pemasok kebutuhan nutrisi kita. Yah...bisa juga mencari tambahan dari Kopinma, Mama Agra, dan atau Bu Ali. Nggak usah malu-malu, setiap hari kita jajan pasti di tiga tempat sekaligus. Walaupun begitu, kita juga perlu ada variasi.

Suplemen, yang biasa datang hari Selasa dan Jumat, bisa dijadikan pelampiasan. Yoi.....siapa yang gak menantikan datangnya hari suplemen. Yah....lumayan lah dapet Spaghetti-nya PH, Pempek, Serabi, atau roti Buana Bakery. Cuma, gak bisa juga kalo kita terlalu bergantung sama cara ini. Bosen juga kan kalo suplemennya itu-itu melulu.

Karenanya, kemampuan untuk mengendus stok makanan di asrama mutlak diperlukan. Bayangkan, Anda sedang belajar lalu tiba-tiba..."KRUCUUUUUUUUUK" perut Anda meronta-ronta meminta asupan nutrisi. Lapar tengah malam istilahnya. Berabe kalo kita gak tahu siapa-siapa yang punya stok makanan. Kita gak ngerti mau ke mana dan minta apa.

Akan sangat mudah bukan bila kita sudah tahu siapa yang kira-kira punya stok makanan berlimpah. Urusan minta Energen, Koko krunch, atau Indomie menjadi 'just a piece of cake' untuk dilakukan. Perut kenyang, hati senang, kerjaan lancaaaaarrrr......^^. Kalo di angkatan saya siy...lumbung makanan itu ada di Neno, Nadhil, Andi Fadliah, Naned, sama Sofa.

Kemampuan mencium kehadiran makanan baru juga sangat bermanfaat. Apalagi untuk yang berasal dari luar kota dan maunya gratisan macam Saya. Wuih...asoy dah kalo bisa punya kemampuan ini. Untuk bisa sukses, hal pertama yang diperlukan adalah cari tahu info tentang siapa-siapa aja yang pulang, terutama yang tinggal di kawasan Jabodetabek. Entah itu reguler ataupun khusus. Karena biasanya mereka suka bawa makanan.

Saya sarankan juga Anda sering-sering cari info tentang lomba apa yang mau diikutin anak IC, lengkap dengan nama delegasi yang dikirim. Bukannya mau sombong, tapi kan anak IC hampir selalu menang lomba yah ^^, dan biasanya mereka biasa bawa jajanan gitu. The legend is...kue OPERA-nya Kedai Cokelat Qta-Qta yang sering dibawa Lala klo dia menang lomba. Payah klo qta gak tahu ada kehadiran makanan baru di asrama.

Kuantitas dan kualitas kehadiran makanan baru paling tinggi ditengarai sewaktu habis liburan. Entah itu libur Lebaran atau libur Semester. Maklum, hampir semua anak pada bawa oleh-oleh. Rugi deh kalo gak bisa ngedapetin momen ini. Makanan lagi banyak-banyaknya, bo! Asal sering jalan-jalan keliling asrama dan jeli ngeliat peluang, dapet lah tuh makanan sebanyak-banyaknya. Beneran banyak. Misalnya aja niy...si Wawa pernah bawa makanan ampe bekardus-kardus. Wuih...ajib kan. Atau...Nadhil tuh kalo pulang pasti ada aja makanan yang dia bawa, paling terkenal ya puding dari tantenya. Karmen juga terkenal sering bawa Cinnamon Roll dan jenis makanan khas Bandung yang sedep-sedep itu. Kalo sering ke kamar Neno, bukan gak mungkin Anda dikasih J.Co atau BreadTalk. Hehehe...lumayan kan?

Kompetensi ini mensyaratkan kepekaan, kemampuan indera ke enam yang bagus, dan yang paling penting...hubungan interpersonal yang OK. Gila aja klo kita nyambangin kamar anak yang kita namanya aja gak tau. Tapi cukup memalukan ah klo ampe gak tau nama. Padahal kita hidup bersama-sama. Ke mana aja, neng?

9. 'Telinga lebar'

Ada idiom yang selalu Saya inget dari kehidupan di IC : Ati-ati kalo ngomong, soalnya tembok IC punya 'telinga'.

Artinya, gak ada kabar yang gak kesebar di IC. Inilah salah satu dampak dari kompetensi satu ini. Adaaaaaaaaaa aja berita yang bisa disebarin. Makanya, kalo gak mau ketinggalan berita, pasang tuh telinga lebar-lebar. Lumayan lho...buat bahan gosip waktu belajar bareng-bareng.

Gak cuman itu, 'telinga lebar' ini juga bisa menyelamatkan kita dari sebuah teror yang bernama R-A-Z-I-A. Yup, kita bisa diselamatkan dari teror satu ini kalo kita bisa dapet info kapan akan ada razia. Kita jadi punya waktu dan taktik yang OK buat menyelamatkan barang-barang 'terlarang' milik kita.


10. Mampu membina hubungan yang baik dengan para Satpam (baca : CS-an)

Satpam. Sekilas terkesan mengerikan dan menakutkan. Padahal kalo kita bisa menjalin hubungan yang baik dengan mereka, Satpam bisa menjadi orang yang bisa menyelamatkan kita di masa-masa genting.

Biasanya siy satpam sering kita mintain tolong buat ngumpetin kartu reguler atau khusus. Karena kita udah tahu kalo kita bakal telat *secara, jam 5 sore semua kartu udah diambil sama pembina*. Daripada malu nama kita dipanggil Pak Kris waktu upacara, mending kita CS-an sama Pak Satpam deh.

Terus gimana caranya biar hubugan kita dengan Pak Satpam bisa terjalin baik? Ya berbuat baiklah sama mereka. Klise siy...tapi ya itu caranya. Kalo lagi istirahat, ngobrol lah sama mereka. Kalo hari Minggu gak reguler main lah ke pos Satpam. Saya sih terus terang seneng...soalnya Pak Satpam biasa nonton F1 atau MotoGP. Nonton gretongan, bo.....!

Jangan lupa kasih oleh-oleh kalo habis reguler atawa khusus *terus pulang telat dan Pak Satpam ngumpetin kartu kita*. Istilahnya, ucapan terima kasih lah... Kalo saya sih biasnya beli gorengan tahu Slawi. Dua-tiga kotak sengaja saya kasih buat mereka. Kadang kelengkeng seiket. Dukuh juga pernah, rambutan juga. Waktu keluarga saya habis Umroh, Pak Satpam juga kebagian kurma dan segala macem oleh2 yang lain. Makanya, Pak Satpam sering banget ngumpetin kartu saya :p

Kalau hubungan ini sudah terjalin sangat erat, Pak Satpam juga bisa kita percaya untuk menyimpan barang-barang terlarang milik kita kalo ada razia. Morxis cewek pernah ngelakuin itu waktu ada isu razia besar-besaran. Yosh....tiga koper besar berisi laptop, DVD, DVD player, komik, majalah, dan hape kita titipin Pak Satpam. Dan selama dua minggu, koper itu aman di sana. Hihihi...makasih ya, Pak!

Kamis, 09 April 2009

Standar Kompetensi Anak Asrama (1 of 4)

1. Harus Bisa Berlari Cepat

Sudah jelas, kita ditempa selama seminggu penuh sewaktu MOS. "Lima menit dari sekarang," adalah kalimat yang sering kita dengar. Bayangkan...lima menit! kita harus ke asrama, ganti baju, dan kembali lagi dalam waktu segitu juga. Sekate-kate? Mati kita kalo gak lari cepet-cepet.
Selepas MOS, apa boleh buat, kita pun diharuskan untuk berlari cepat. Apel pagi, itulah alasannya. Ya...kegiatan yang mengharuskan kita untuk berkumpul di depan asrama guru pada jam 06.45 teng ini adalah kegaiatan yang membuat kita (terpaksa) harus berlari-lari ke sana. Harus cepat, man! Apalagi kalo sudah ada hitung mundur. Tahu kan? Teror yang berisi kalimat, "It's time to apel. Ten...nine...eight..." dua menit sebelum waktu apel. Karenanya, keahlian berlari cepet itu pasti dan wajib kita miliki. Ini sangat berguna. Apalagi kalo Anda baru bangun jam 06.30. At least, Anda gak telat. Percayalah, ini berguna sekali. Karena saya sering sekali memraktekannya.

Tanpa keahlian ini, kita hampir dipastikan akan telat. Dan bila telat, pasrahlah kalian untuk berlari mengelilingi asrama guru.
Pilih mana...bisa lari cepet buat apel atau lari-lari kelilingin asrama guru?

2. Makan Cepat dan Cepat-Cepat (untuk) Makan

Ini penting bagi keberlangsungan hidup kita. Makan itu kebutuhan primer manusia, teman. Singkirkan dulu keinginan untuk diet, mau jadi apa kita kalo setelah berjam-jam memeras otak dan tak ada nutrisi yang masuk ke badan? Mau jadi tulang dan kulit? Tentunya tidak ada dari kita yang sudi.

Toh, bukan hanya itu. Anak asrama yang sibuk kayak kita *cuih* hanya punya waktu sedikit untuk makan. Kita harus makan dengan secepat kilat. Jam pelajaran dan tugas-tugas sudah menanti kita.
Kita juga harus bergegas untuk makan. Ingat...kita anak asrama. Segala kegiatan punya embel-embel "antri", termasuk untuk makan. Antri untuk makan merupakan kegiatan yang mengancam pasokan makanan yang bisa kita nikmati. Apalagi kalau kita harus ngantri di bagian belakang, hah...menderita sekali. Karena itulah, kecepatan kita untuk sampai ke kantin sangat menentukan seberapa banyak lauk yang akan diterima. Jangan ada lagi yang mengalami nasib seperti saya dan Nadhil, yang pernah kehabisan makanan di kantin karena baru makan jam 06.40 hari Sabtu *padahal menunya bubur ayam lho, hiks...*. Ingin tahu apa yang kami makan? Indomie Ayam Bawang satu porsi berdua! Hiks...hiks...hiks...sial amat ya kita, Dhil?

3. Panjang akal (baca : pintar ngeles)

Perlu sekali. Kita bisa menggunakan ups,sori...MEMANFAATKAN kompetensi ini dalam berbagai situasi yang genting. Misalnya, tadi malem kita habis begadang ngerjain tugas Fisika atau habis belajar buat TB Kimia sampe jam 3. Terus jam 4.30 kita harus ke mesjid, sholat subuh. Ngantuk kan? Ngantuk banget, pasti. Tapi kalo gak ke mesjid ntar kena poin kan? Inilah saat paling tepat untuk mengeles ke anak-anak OSIS yang sedang piket. Pasanglah tampang memelas, lemes, dan atau kesakitan. Kemudian bicaralah *dengan nada lemes* "Duh...pusing niy" atau "Aduh...aduh....aduh....sakit perut. Tadi malem kebanyakan makan,". Ucapkan kalimat tersebut dengan penghayatan yang sungguh-sungguh. Anda akan dipercaya.

Kompetensi ini juga bisa dijadikan andalan bila kita ditagih uang lanudry-an sama Teh Euis, petugas laundry-an kita. Survey membuktikan, 85% anak-anak telat bayar laundry (Buku Tahunan Morxis). Apa yang harus kita lakukan? Datanglah ke si teteh, pasang muka memelas *lagi*, dan katakanlah "Yah...mbak, belum dikirim,". Agar lebih meyakinkan, rogohlah kantong celana atau rok Anda dan tunjukkan bahwa tidak ada yang tersisa di situ. Dia pasti akan percaya. Kalimat ini akan lebih ampuh bila diduung dengan air muka yang sesuai. Jadi pasanglah TAMPANG-YANG-KERE-SEKALI. Terakhir, dan paling penting, JANGAN BAWA TENTENGAN DARI KOPINMA. Ini bisa mengurangi kekuatan argumentasi kita.

4.Pinter Ngerayu

Akuilah, sebagai anak asrama kita sangat amat sering memraktekkan keahlian ini. Terutama saat ingin meminta IZIN KHUSUS. Yup, hal satu ini sangat amat susah untuk didapatkan. Apa boleh buat, mengingat izin khusus adalah kesempatan kita untuk melihat dunia luar dengan jangka waktu yang 'lama', cara apapun akan kita lakukan. Dengan liciknya, kita sering merayu orangtua untuk membuat alasan yang memungkinkan keluarnya izin khusus dari pembina.

Kalo saya sih, jujur aja ya, paling sering izin dengan alasan "Ada nikahan saudara". Fyuh...untungnya ayah saya bisa diajak CS-an ^^. Bahkan terkadang, beliau sendiri lah yang berinisiatif merayu pembina asrama. Jurus paling ampuhya adalah kalimat, "Begini lho, pak...kan ada nikahan Oom-nya Sumayya. Gak enak juga Pak kalo gak dateng. Apalagi dia ini *sambil menunjuk ke arah saya* sudah jauh rumahnya, jarang ditengokin pula. Ibunya kan gak bisa sering-sering ke Jakarta. Ya...jadi kalo saya ke sini, penginnya ketemu Maya ini, Pak. Sekalian," Beneran. Pembina langsung luluh gitu deh hatinya.

Sesampainya di mobil, biasanya saya tanya "Bi..kan nikahannya UDAH TADI SIANG?" jawaban ayah saya, "Abi kan tadi bilangnya ADA nikahan. Gak nyebut kapan kan?" Hehehehehe...I love you, daddy...you are my hero...

5. Pintar sembunyi dan sekaligus menyembunyikan barang 'terlarang'

Ini keahlian yang paling penting dan saya sangat menyarankan semua anak asrama menguasainya. Kita, sebagai anak asrama punya satu keunggulan. Karena kita sehari-hari tinggal di tempat yang sama selama 24 jam (dan selama 3 tahun), kita sudah sangat mengenal lingkungan asrama. Maka dari itu, urusan mencari tempat persembunyian, sudah seharusnya menjadi hal yang bisa kita lakukan dengan mudah. Artinya, inilah keunggulan kita : Sudah sangat mengenal 'medan pertempuran'.

Mengapa kompetensi ini penting? Ingat kembali habitat kita di asrama, yang menuntut kedisplinan tinggi dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Jujurlah padaku *ih kok kayak lagunya RADJA*, sekali-kali kita sering merasa MALAS untuk menjalani semua kegiatan itu. Pada saat-saat seperti itu, kompetensi nomor 3 tidak bisa diaplikasikan. Bayangkan, masa kita beralasan "MALAS" saat ketahuan tidak ke masjid. Udah gila apa? Saat-saat mendesak seperti ini, kita perlu menerapkan sederetan taktik bersembunyi yang OK.

Sebagai langkah awal, kita bisa bersembunyi di kamar mandi. Tapi taktik ini tergolong riskan, mengingat anak OSIS biasa menengok kamar mandi, sampai dibuka-buka segala pintunya. Saran saya, hindarilah tempat ini dan cari tempat lain yang lebih aman.

Ngumpet di lemari dapat dijadikan solusi terbaik, terutama lemari yang gede itu. Yang bisa buat gantung seragam *ada tempat gantungannya* di bagian bawahnya. Bersyukurlah Anda-Anda yang berbadan kecil karena Anda bisa dengan nyaman bersembunyi di dalamnya. Untuk yang berbadan besar, jangan khawatir, kita bisa cari akal. Susunlah lemari-lemari di kamar sedemikian rupa sehingga ada celah yang memungkinkan kita untuk bersembunyi dengan aman dan nyaman. Contoh ekstrim dari aplikasi kompetensi ini : Saya dan teman sekamar pernah ngumpet bersama di kamar. Dua orang ngumpet di lemari masing-masing. Satu orang ngumpet di kamar mandi (dengan lampu dimatikan dan tanpa membuat keributan *kasian deh dia*), dan satu lagi ngumpet di sela-sela lemari. Beneran gak ketahuan kita, hahaha *anak2 209 J 2005-2006, inget ga kejahiliyyahan kita dulu?*

Di akhir kelas dua-kelas tiga, yang merupakan puncak daya kreasi kita dalam hal umpet-umpetan, kita sering ngabur dari kompleks sekolah dengan cara bersembunyi di mobil penjenguk kita.

Caranya begini : Buatlah perjanjian dengan pihak yang akan menjenguk kita, lengkap dengan waktu dan tempatnya . Parkirkan mobil sesuai dengan tempat perjanjian, dan tinggallah beberapa saat *minimal 30 menit* agar tidak dicurigai. Di saat yang tepat, arahkan kendaraan ke arah asrama. Bersamaan dengan itu, carilah tempat yang aman untuk bersembunyi. Biasanya dengan menidurkan diri di bangku, bersembunyi di lantai mobil, atau loncat ke bagian belakang. Tetap rahasiakan keberadaan Anda sampai mobil sudah berada di luar area sekolah (di Jalan Raya Serpong deh minimal). Setelah itu, ah....hiruplah udara kebebasan di luar. Cara ini banyak dipakai bila taktik nomor 3 dan 4 tidak membuat pembina mengeluarkan IZIN KHUSUS untuk kita.

Di sisi lain, kemampuan menyembunyikan barang juga sangat urgen. Di masa kini, betapa hampanya hidup tanpa KOMIK, laptop, hape, dan koleksi DVD plus playernya. Tapi kita pernah mengalami masa-masa itu dan jujur saja...kita B-O-S-A-N. Apa boleh buat, kegiatan menyelundupkan barang pun dengan senang hati kita lakukan.

Berawal dari komik yang diselipkan di buku pelajaran, dengan cepatnya, kita mengembangkan kompetensi ini ke level yang lebih tinggi. Entah sudah berapa banyak kasur asrama yang dirobek untuk digunakan sebagai tempat kita menyembunyikan hape *hayoooo...ngaku siapa yang pernah ngerobek kasurnya?*. Masih was-was, kita mencari tempat lain untuk menyembunyikan hape. Tempat baju kotor adalah sasarannya. Sekilas terkesan jorok, tapi ini tempat yang paling terakhir diaduk-aduk pembina. Toh, kita juga mengembangkan taktik lain yang sedikit nekat. Nyemplungin hape ke ember cucian *tentunya setelah dilapisi lapisan pelindung (baca : wadah plastik)* terbukti pernah dilakukan oleh beberapa orang. Toh, kita tidak puas. Untuk lebih amannya, kita mengubah tempat penyembunyian hape setiap hari.

Untuk laptop, koper yang dikunci tampaknya menjadi pilihan utama. Meskipun begitu, tak sedikit pula yang menyimpan laptopnya di lemari. Disamarkan dengan dibungkus bed cover ataupun selimut tebal dan disusun dengan rapi. Cara ini juga bisa diterapkan untuk menyimpan DVD.

Urusan DVD player, mengingat ukurannya besar, menyimpannya di kamar bukanlah pilihan yang bijaksana. Untuk barang ini, living room merupakan tempat yang aman. Mengapa living room? Ingat kembali, living room adalah public sphere. Ruang yang dimiliki oleh seluruh penghuni asrama. Karenanya, muncul asumsi tidak ada barang yang bersifat pribadi yang ada di situ. Berangkat dari asumsi itulah, kita menyalahgunakan manfaat living room. Biasanya, DVD player disembunyikan di pojok bagian timur. Mengingat di situ merupakan sudut tempat bertemunya tembok dan karpet. Atau...manfaatkan meja bundar yang biasa ada di sana. Lipat meja itu, pepetkan ke tembok, dan sembunyikanlah DVD player kita di situ.

Kamis, 02 April 2009

90-an banget!!!

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.